Bebeletokan
About Me Family Pengalaman
Hari ini, sepulang sekolah adik saya membeli mainan yang sering saya mainkan juga waktu kecil. Bebeletokan nama mainan ini dalam bahasa sunda, mainan ini terbuat dari bambu dimana struktur utama dari mainan ini terdiri dari dua bambu utama. Bambu pertama adalah bambu tempat menyimpan peluru, peluru yang digunakan untuk memainkan bebeletokan biasanya memakai daun, buah dari tanaman anak nakal, dan yang sampai sekarang masih banyak dipakai untuk memaikan bebeletokan adalah kertas.
Membuat peluru untuk bebeletokan itu susah – susah gampang jika memakai buah dari tanaman anak nakal maka kita hanya tinggal mencari ukuran buah yang pas dan sesuai dengan lubang pada bambu pertama tapi jika yang dipakai sebagai peluru daun atau kertas maka kita harus bisa meracik daun atau kertas itu dengan air secara seimbang. Hal ini karena campuran banyak dan sedikit air dapat mempengaruhi suara atau bunyi yang dihasilkan oleh bebeletokan saat kita tembakan, jika kita mencampur dengan pas maka suara bebeletokan akan keras dan kuat selain itu jangkauan tembakan juga bisa jauh.
Selanjutnya bambu yang kedua dari struktur mainan ini berfungsi sebagai gagang senjata dan untuk medorong peluru yang ada pada bagian awal bambu pertama ke bagian akhir hingga menghasilkan bunyi “ tok “. Proses yang harus dilakukan agar bunyi dari suara bebeletokan ini keras adalah peluru harus benar menutup semua lubang dari bagian awal bambu pertama hal ini agar tidak ada udara yang masuk saat proses penembakan, selanjutnya lakukan dorongan dengan keras dengan percaya diri jangan ragu – ragu, karena jika ragu – ragu suara yang dihasilkan akan kecil biasanya.
Kembali memegang bebeletokan, berarti kembali mengingatkan saya masa – masa sekolah dasar. Saat musim main bebeletokan maka saya dan temen – temen waktu kecil akan membuat sendiri bebeletokan. Kami sengaja tidak membeli dari penjual bebeletokan di SD selain harga yang bisa dibilang mahal waktu itu, bebeletokan buatan penjual di SD itu biasanya menggunakan bambu yang masih muda jadi ketika kami melakukan tembakannya terlalu kuat terkadang bambu pertama tempat peluru akan patah.
Oleh karena itu dulu saya dan teman – teman lebih memilih untuk membuat sendiri mainan bebeletokan ini, karena dengan membuat sendiri kita biasa memilih bambu yang tua agar lebih kuat. Bambu yang digunakan untuk membuat bebeletokan sendiri biasanya adalah “awi tali “ disini kami menyebutnya seperti itu. Karena bambu yang digunakan bambu kecil maka kita juga harus bisa mencari ukuran diameter yang pas untuk bebeletokan yang akan kita gunakan, biasanya ukuran diameter bambu yang pas untuk sebuah bebeletokan yang proposional adalah 3 cm – 6 cm.
Selesai membuat bebeletokan maka biasanya kami akan mencari peluru dulu bisa daun, kertas, dan buah tanaman anak nakal setelah semua teman mendapatkan peluru maka biasa kami membagi menjadi dua tim. Tim satu biasa berperan sebagi polisi sedangkan tim kedua sebagai penjahat, kami akan saling menambaki dengan bebeletokan ini, siapa yang terkena peluru maka harus keluar dari zona yang sudah ditentukan karena dengan itu dia berarti sudah gugur.
Kami melakukan peperangan seperti ini biasanya dikebun dengan pohon dan batu – batu besar sebagai pelindung. Dulu saya ingat ketika muka saya sempat merah karena terkena tembakan dari teman yang menggunakan buah tanaman anak nakal, memang dari ketiga peluru yaitu daun, kertas, dan buah tanaman anak nakal. Dari pengalaman saya buah tanaman anak nakal yang paling sakit jika terkena tubuh tapi waktu dulu mah walapun sakit tetap semangat, apalagi ditambah nunggu magrib waktu buka puasa dan yang paling seru itu bisa mengenai teman yang jadi lawan kita rasanya itu kaya gimana gitu, klo sekarang mungkin seperti main paintball.